emansipasi jiwa karat

perlahan...
merangkak-rangkak aku,
untuk melepasi garisan,
untuk mencari jalan keluar,
yang sengaja dikabur gelap kelam,
agar aku terus berada dilingkaran,
bulatan yang dicanang berwarna warni,
namun sebenarnya hitam pekat menyekat,
sesak dengan bau-bau mual meloyakan,
dipaksa menjilat segala muntahan jijik si celaka,
mencuci kencing-kencing sial dari kemaluan-kemaluan bangsat,
menadah air-air mani hasil onani keparat!
jika untuk terus meneruskan keterlangsungan hidup,

belum...
aku belum ingin mati,
tapi tidak cukup berani untuk meniti,
dan akhirnya terikut tetapi tidak tersangkut,
bersama-sama menjadi,
air najis yang mengalir ke lubang tahi
yang paling jijik..

by: i'm a dreamer

No comments: